LOVE THEM
ENDLESSLY
Hari itu seorang gadis
memasuki ruangan kelas, hari itu adalah hari pertama dia memasuki kelas 7
setelah menjalani kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) di sekolah
menengah pertama yang bisa terbilang favorit di wilahnya, suatu kebanggaan
tersendiri bagi gadis yang bernama “Adibah Khanza”.
Setelah memasuki ruangan kelas dia
sangat asing dengan suasana kelas yang berbeda dengan suasana kelas dari
sekolah dasar asalnya, dia sangat kagum setelah melihat dinding kelas yang bewarna
hijau daun dan aksesoris tentang lingkungan, kebetulan sekolah yang ia tempati
adalah sekolah yang mengikuti program Adiwiyata dan sudah di tingkat Nasional.
Ia duduk di bangku sebelah kiri
baris ke 2 dengan teman barunya yang bernama “Bella Grazeva”, Dibah dan Bella
tidak melihat coretan sama sekali di bangkunya, Dibah pun saling berkenalan
dengan teman baru di sekitarnya, merekapun berbicara tentang danem yang di
peroleh waktu Ujian Nasional kemarin.
Tidak terasa hampir 1 semester Dibah
menjadi siswa dari sekolah Adiwiyata tersebut, Dibah pun mempunyai teman dekat
yaitu Bella teman sebangkunya sendiri, mereka semakin hari semakin akrab,
kemanapun mereka selalu ber-2 sampai-sampai teman sekelasnya menjuluki adik
kakak.
Suatu hari mereka ber-2 dan di
tambah 6 orang temannya di panggil ke ruang osis, dan ternyata mereka semua
masuk di jajaran pengurus osis sekolahnya, mereka pun sangat senang waktu itu
sudah masuk di jajaran pengurus osis, karena tidak semua siswa yang bisa masuk
organisasi tersebut.
Hari demi hari rapat pengurus osis
pun diadakan, Dibah dan Bella mempunyai teman tambahan yang bernama
(Dibah,Bella,Syifa,Liya,dan Rahma).
Pada waktu kenaikan kelas 8 mereka
ber-5 (Dibah,Bella,Syifa,Rahma, dan Liya) tidak ada yang satu kelas kecuali
Syifa dan Bella, Dibah,Rahma, dan Liya hanya tetangga kelas saja.
Saat pemilihan ketua osis dan
calonnya ada Syifa,Kiki,dan Iqbaal, otomatis Dibah,Liya,Rahma,dan Bella memilih
Syifa sebagai ketua osis di periodenya,dan saat pemungutan suara Syifa kalah
dengan Iqbaal, dan yang menjadi ketua osisnya adalah “Iqbaal”, ketua osis 1 nya
adalah “syifa”dan ketua osis 2nya adalah kiki.
Rapat rutin ke-7 pun diadakan dan
mereka ber-5 mempunyai teman lagi yang
bernama Salsa, Kiki, Aldi juga dekat dengan mereka ber-5 (Syifa,Liya,Dibah,Rahma,
dan Salsa).
Di kelasnya Dibah mempunyai teman
yang bernama Dino, Dino juga kebetulan pengurus osis, lama kelamaan Dino juga
dekat dengan teman-temannya Dibah. Dan mereka pun sering bekerja sama dalam
hal-hal kegiatan osis, kegiatan tersebut memicu mereka semua tambah akrab.
Suatu hari ada rencana yang membuat
Dibah dan teman-temannya sedih, rencananya adalah Rahma sahabat mereka sendiri
akan pindah sekolah keluar kota, karena ibunya akan bekerja di luar kota, pas
hari H Rahma pindah, mereka semua menangis melihat keberagkatan Rahma
sekeluarganya. Akhir-akhir itu mereka sangat kehiangan, tetapi mereka semua
sadar mereka bisa berkomunikasi di Video call dan sosmed lainnya.
Kenaikan kelas 9 mereka mempuanyi 1
teman lagi namanya “Bastian”, mereka semua tidak satu kelas lagi kecuali
Syifa,Liya,Dibah,salsa dan Aldi dengan Iqbaal.
Pada suatu hari ada kejadian yang
tidak mengenakkan dan membuat kecewa Syifa dan teman-temannya, yaitu Bella
sahabatnya sendiri menjauhi mereka tanpa alasan yang jelas. Tetapi mereka ber-9
(syifa,Liya,Dibah,Salsa,Bastian,Kiki,Aldi,Iqbaal,Dino) berusaha tidak memusuhi
Bella tetapi tidak di sangka Bella tambah menfitnah yang tidak-tidak tentang
mereka ber-9, akhirnya mereka ber-9 sepakat untuk tidak menggubris Bella. Dan
membiarkan Bella untuk sadar.
Karena berita yang tidak jelas
mereka ber-9 agak terpecah dan tidak akur seperti dulu lagi, sedangkan Syifa,Dibah,Liya,dan Salsa mencari cara agar
mereka bersatu seperti dulu lagi, dan mereka ber-4 mempunyai ide untuk pergi ke
salah satu mall yang terbilang agak jauh dari tempat tinggal mereka, karena
Kiki,Aldi,Bastian,iqbaal,dan Dino ingin ke tempat tersebut.
Mereka ber-9 pun berdiskusi dan
mereka sadar mereka masih SMP dan tidak wajar untuk pergi ke Mall untuk menonton
Bioskop tanpa pendamping, dan akhirnya mereka mengajak pembina osis mereka ke
tempat tersebut, mereka pun berangkat siang dan pulang malam.
Alhasil mereka ber-9 pun tidak
seperti sebelumnya yang terpecah dan bersatu lagi, hari demi hari pun mereka
lalui bersama, suka duka hidup mereka lalui bersama dan tidak kerasa mereka
sudah di reformasi dari jabatan pengurus osis nya dan akan melakukan Ujian
Nasional SMP, UN akan di lakukan 2 hari lagi, mereka pun berkonsentrasi dengan
Ujian Nasional.
Setelah Ujian Nasional selesai
mereka masih sibuk dengan pilihan sekolahnya masing-masing, Syifa dan Dibah
yang katanya akan masuk pondok pesantren kurang yakin apa yang akan di lakukan
oleh mereka, dan mereka semua berpencar, ada yang di luar kota, dan ada pula
yang ke luar negeri karena alasan tertentu.
Suatu hari mereka berkumpul di rumah
baru Dibah , dan Iqbaal tiba-tiba bertanya pada sahabat-sahabatnya itu “andai
kalian punya Doraemon apa yang akan kalian lakukan?” aldi menjawab “aku akan
meminta mesin waktu dan berjalan ke masa lalu kita yang selalu bersama,tertawa
bersama,menjalani suka duka masa SMP bersama seperti saling mencontek kalau ada
tugas dan lain-lain.” Dino,Bastian,Liya,Salsa,Syifa,dan Dibah juga menjawab
seperti itu hanya saja kata-katanya yang berbeda, “sebaiknya kalian jangan
melihat masa lalu, lihatlah masa depan yang menanti kita, bukan kita yang
menanti masa depan” kata Iqbaal, tiba-tiba Kiki yang tadi belum menjawab dia
berkata “aku akan meminjam mesin seandainya dan meminta seandainya kita ber-9
bisa lulus dengan danem yang baik waktu
UN SMA, dan bisa sukses bersama-sama saat kita bertemu lagi dan sudah bisa
membanggakan orang tua kita.”
Mereka ber-9 pun terharu dengan
kata-kata Kiki, dan Syifa yang mudah menangis, mengawali tangisannya dan di susul
oleh ke-8 sahabatnya itu karena terharu dengan drama tanpa skenario hidup
mereka Syifa pun berkata “I PROMISE GUYS WE WILL
SUCCES TOGETHER LATER, AND WE WILL CAN BOAST OUR PARENTS WITH OUR SUCCES IN
COMING PERIOD ”. Dan ke-8 sahabatnya pun berkata secara serentak “WE PROMISE”. Setelah itu mereka ber-9 berpelukan
dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Kesimpulan
: “Bahagia adalah di saat kita dan sahabat
tertawa bersama, dulu, kini dan sampai kita sukses bersama nanti”.
By: Aliddina Nur Afifah (9C)
PENGORBANAN SEORANG SAHABAT
Bel istirahat akan berakhir berapa menit lagi. Wina
harus segera membawa buku tugas teman-temannya ke ruang guru sebelum bel
berbunyi. Jabatan wakil ketua kelas membuatnya sibuk seperti ini.Buku-buku yang
dibawa Wina jatuh semua karena ada orang yang menabrak dan entah lari kemana.
Jangankan menolongnya, meminta maaf pun tidak.
“Sial! Lari nggak pakek mata apa ya...” tegur Wina.
Dengan wajah masam ia mulai jongkok untuk
merapikan buku-buku yang terjatuh.
“Kasian banget, Bukunya jatuh semua ya?” cemoh seorang
cowok dengan senyum sinis.
Sejenak
Wina berhenti merapikan buku-buku, ia mencoba melihat orang yang berani
mencemohnya. Ternyata dia alex, Lalu Wina mulai melanjutkan merapikan buku
tanpa menjawab pertanyaan cowok tersebut.
Teeeett… Bel tanda berakhirnya jam istirahat terdengar
nyaring.
“Maksud hati pengen bantu temen gue yang jelek ini.
Tapi apa daya udah keburu bel. Jadi sorry nggak bisa bantu.” ucap cowok
tersebut.
Begitu
cowok itu membalikkan badannya, Wina yang sudah selesai membereskankan buku.
Wina mulai mengayunkan kaki kanannya kearah kaki kiri cowok tersebut,dan
kemudian menendangnya dengan keras.
“Adooooww” pekik cowok tersebut sambil menggerang
kesakitan.
“Makan tuh sakit!!” ejek Wina sambil berlari sambil
membawa buku-buku yang tadi sempat berserakan.
Bisa
dibayangkan gimana sakitnya tuh kaki.
“Wina….”
Wina menoleh untuk melihat siapa yang
memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Amel teman baiknya sejak SMP sedang berlari
kearahnya.
“Woe non, budeg ya? Nggak denger teriakan gue. Temen
macem apaan yang nggak nyaut sapaan temennya sendiri.” ucap Amel dengan bibir
monyong.
“Sorry deh Mel. Gue lagi bad mood, pengen cepet
pulang.”
“Bad mood? Jelas-jelas lo tadi bikin gempar satu
kelas. Udah nendang kaki cowok ampe tuh cowok permisi pulang, nggak minta maaf
lagi.” jelas Amel panjang lebar
.“Hah? Sampe segitunya? Kan gue cuma nendang kakinya,
masak segitu parahnya?”
Wina benar-benar nggak nyangka. Masa sih keras banget?
Tuh cowok ternyata bener-bener lembek, pikirnya dalam hati.
“Kenapa sih kalian berdua selalu berantem? Masalahnya
masih yang itu? Itu kan SMP. Dulu banget. ” ujar Amel polos, tanpa bermaksud
mengingatkan kejadian yang lalu.
“Lagi pula gue
udah bisa nerima kalo Alex nggak suka sama gue.”
“Tau ah!”
Keesokan harinya, ada seorang perempuan yang menumpahkan fanta rasa stowbwrry ke rambut Wina.Ia nggak bisa melawan,karena Ia kini ada di WC perempuan. Apalagi ini jam terakhir. Nggak ada yang akan bisa menolongnya sampai bel pulang berbunyi.
Plaakk.. Tamparan mulus mendarat di pipi Wina. Kesabaran Wina akhirnya sampai di level terbawah.Buuugg! Tonjokan Wina mengenai tepat di hidung Linda. Linda yang marah makin meledak. Perang dunia pun tak terelakan. Tiga banding satu. Jelas Wina kalah. Tak perlu lama, Wina sudah jatuh terduduk lemas. Rambutnya sudah basah dan sakit karena dijambak, pjpinya sakit kena tamparan. Kepalanya terasa pening.
“Lo mau nggak jadi pacar gue? Apapun jawabannya gue terima.”
Wina diam tak sanggup berkata-kata. Dilangkahkan kakinya pergi meninggalkan UKS. Meninggalkan Alex yang termenung sendiri.
“Maksud lo apa?” bentak Wina menantang. Ia nggak
diterima di guyur kayak gini.
“Belum kapok di guyur kayak gini?” balas cewek
tersebut sambil menjambak rambut Wina.
“Mana fanta jeruk yang tadi?” ucap cewek itu lagi,
tangan kanannya masih menjambak rambut Wina.
“Lo mau gue siram lagi?” tanya cewek itu lagi.
“Mana ada orang yang secara sukarela mau berbasah ria
dengan fanta stroberry atau pun jeruk? Teriak Wina.” Ia tau kalau cewek di
depannya ini bernama Linda.
“Gue rasa, gue nggak ada masalah ama lo.” teriak Wina
sambil mendorong Linda dengan sadisnya. Kedua teman Linda, Thata dan Mayang
dengan sigap mencoba menahan Wina. Tapi Wina malah memberontak.
“Buruan Lin, ntar kita ketahuan.” kata Mayang
Wina membaringkan diri tempat tidur yang tersedia di
UKS. Alex memegangi sapu tangan dingin yang diletakkan di sekitar pipi Wina.
Wina lemas luar biasa.
“Ntar bisa pulang
sendiri kan?” tanya Alex.
“Bisalah. Emang lo mau nganter gue pulang?”
“Emang lo kira gue udah lupa sama rumah lo? Jangan
kira lo nolak gue terus gue depresi terus lupaen segala sesuatu tentang diri
lo. Gue masih paham bener tentang diri lo. Malah perasaan gue masi sama kayak
dulu.” jelas Alex sejelas-selasnya. Alex pikir sekarang udah saatnya ngungkapin
unek-uneknya.
Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru
datang. Diliriknya bangku sebelah,ternyata amel sudah datang terlebih dahulu.Semalam
Wina nggak bisa tidur, karena bayangan Alex selalu terbesit di benaknya.
“Kenapa lo nggak mau nerima dia? Gue tau lo suka Alex
tapi lo nggak mau nyakitin gue.” sejenak Amel tersenyum. “Percaya deh, sekarang
gue udah nggak ada rasa sama Alex. Dia cuma temen kecil gue dan nggak akan
lebih.”
Ingin rasanya Wina menolak. Amel terlalu baik baginya.
Dia sendiri tau sampai saat ini Amel belum sepenuhnya melupakan Alex. Tapi Wina
juga tak ingin mengecewakan Amel. Berlahan diangkatnya jari kelingkingnya.
“Janji..” gumam Wina lirih.
“Sahabat
selalu ada disaat kita membutuhkannya, menemani kita disaat kita kesepian, ikut
tersenyum disaat kita bahagia, bahkan rela mengalah padahal hati kecilnya
menangis…”
By: Ahmad Umam
N. (9G)
SA Tale
“Haaahh~ Akhirnya Kita bisa juga pergi ke Jepang..”
Seru Aira, “Yap! Mimpi Kita waktu SD terwujud juga!” Balas Salsa, “Ayo! Bis
kita mau berangkat!”
Mereka berdua pun segera menaiki Bus yang
akan membawa mereka menuju Tokyo
International Airport. Mereka akan kembali ke Indonesia setelah berlibur
satu minggu di Tokyo.
@Surabaya
“Lihatlah! Foto – foto kita..” Ujar Salsa
sambil menunjukkan foto – foto mereka berdua di Tokyo, “Yak! Lihatlah!” Serunya kemudian seraya menggoyang –
nggoyangkan bahu Aira karena Aira mengacuhkannya, “Oh? Ada apa?” Tanya Aira, “Kau ini! Memang siapa mengirimimu
pesan?” Salsa merebut Ponsel milik Aira. Mereka tengah berada didalam Bus
menuju Tempat tinggal mereka.
“Kak Willy?” Tanya Salsa, “Mm..”
“Apa kalian sering bertukar pesan?”
“Tentu saja, Aku dan Kakakku kan romantis,
hahaha..” Jawab Aira sambil tertawa garing, “Kau! Cepat perbaiki masalahmu
dengan Kakakmu.” Saran Aira, “Tidak mau!
Aku tidak akan meminta maaf sebelum Ia yang meminta maaf padaku lebih dulu.” Balas
Salsa, “Kau ini kekanakan sekali.. Bagaimana kalau nantinya Kau terlambat
memperbaiki semuanya??” Tanya Aira khawatir.
“Tidak ada kata terlambat..”
“Kau jangan meremehkan kata itu..” Ujar Aira,
“Aku benar! Lagipula ini semua salah Kakakku! Aku tidak akan meminta maaf
padanya lebih dulu- Akhh!!” Tiba –
tiba Bus yang mereka tumpangi sedikit terguncang.
“Apa yang terjadi??” Tanya Salsa, “Aku tidak
tahu.. Sudahlah Kita harus duduk dengan tenang.” Balas Aira, Aira lalu
menyandarkan punggungnya seraya menutup mata.
Salsa memutuskan untuk mengambil gambar
pemandangan yang dilewati Bis mereka. Aira membuka matanya, “Apa yang Kau
lakukan?” Tanyanya, “Mengambil gambar.” Jawab Salsa singkat, “Bis ini lajunya
cepat sekali..” Komentar Aira.
Bis mereka kembali terguncang, namun kali ini
lebih besar, jalan yang mereka lewati memang lumayan buruk. Bis tetap melaju
dengan kecepatan yang lumayan tinggi, sang supir tidak menyadari jika didepan
mereka ada tikungan tajam. Sang supir itu kemudian melihat sebuah mobil pick up didepannya, dibelakang mobil itu
ada sebuah truk bermuatan berat yang berusaha menyalip mobil pick up tersebut, Sang supir berusaha
menginjak rem, tapi apa daya jarak mereka sudah dekat. Pada akhirnya Sang supir
pun membanting setirnya ke arah kiri. Hingga akhirnya Bus itu menabrak pembatas
jalan lalu terguling ke dalam jurang beberapa kali.
-2007 September 16th-
“Ai..
Kamu tahu? Aku suka banget jadi teman Kamu..” Ujar Salsa saat masih kecil,
“Sama.. Aku juga..” Balas Aira kecil, “Mau tidak jadi sahabatku?” Tawar Salsa
kecil, “Emangnya kalau mau sahabatan harus bilang dulu ya?”
“Entah..” Jawab Salsa kecil sambil terkekeh,
“Kita itu sudah jadi sahabat..” Ujar Aira kecil, “Kamu benar, hehe..”
“Ke kantin yukk..” Ajak Aira kecil.
-2009 September 16th-
“Ai.. Kalau besar nanti.. Kamu pengen
jadi apa?” Tanya Salsa, “Jadi manusia lah..” Jawab Aira sambil terkekeh, “Bukan
seperti itu! Jadi dokter, pilot, guru atau apa?”
“Mm.. Psikiater?? Atau Psikolog?”
“Bukannya Psikiater itu yang memeriksa orang
– orang gila ya?” Tanya Salsa, “Kau ini.. jangan menganggap itu buruk! Itu
pekerjaan yang mulia.. Kelak Pasienku nanti akan bercerita tentang masalahnya
padaku.. lalu Aku akan membantunya. Aku ingin memahami perasaan orang lain.” “Baiklah..
Ku tunggu hari itu datang..” Balas Salsa, “Kau sendiri?”
“Aku tidak tahu..” Jawab Salsa sambil
menunjukkan cengirannya.
##SATale##
DUARR!!!
Bus itupun meledak. Beruntung Aira dan Salsa
tidak didalam Bus, “Sa.. Ayo menjauh dari sini.. ini tidak uhukk uhukk baik untukmu.....
Banyak asap-uhukk uhukk.” Ujar Aira yang sempat terbatuk karena asap kebakaran,
“Sa.. Kau masih-uhukk sadar kan?”
“Ai.. Apa Kau berdarah? Tunggu sebentar-uhukk
(batuk) Aku akan panggil bantuan..” Ujar Salsa lalu beranjak bangun, “Tidak,
jangan-uhukk uhukk.” Cegah Aira, namun Salsa tidak menghiraukannya, “Sa-“
“Uhukk uhuukk uhukk uhukk.” Salsa terduduk
tak jauh dari tempat Aira terbaring, “Sa..” Aira mencoba untuk bangun,
menghampiri Salsa, “Ponsel.. Sa.. mana ponselmu-uhukk uhukk” Aira mencari
ponsel miliknya dan milik Salsa.
“Uhukk uhukk uhukk uhukk...”
“Sa..tunggulah sebentar.. mana ponselnya?? Sa
tunggulah-uhukk uhukk..pasti tidak-uhukk jauh dari sini.. ketemu!” Aira menoleh
ke arah Salsa, “Sa!!” Aira berjalan pincang menghampiri Salsa yang terkulai tak
berdaya.
“Kak Harry.. Jemput Salsa-.. ce-patt-uhukk
uhukk” Aira pun tak sadarkan diri, meninggalkan Sehun yang diselimuti
kekhawatiran.
##SATale##
“Eungh..” Aira mencoba membuka kedua matanya,
“Aku masih hidup?” Gumamnya. “Ai, Kau
sudah bangun?” Ia mendengar suara itu samar, Ia mengenal suara itu. “Kakak..”
Ucapnya dengan suara paraunya. “Salsa..”
“Dia belum sadar.” Ujar Willy. “Antar Aku
kesana..” Balas Aira. “Kau tidak boleh..” Ucap Willy yang terlihat bingung,Ia
tahu Aira pasti menghawatirkan Salsa. “Tunggu sebentar, Aku akan memanggil
suster.”
Selang beberapa menit Willy kembali bersama
seorang suster. “Kau boleh menjenguknya.” Ujar Willy dengan senyuman hangatnya.
Aira pun tersenyum. Willy dan suster itu memindahkan Aira ke sebuah kursi roda.
“Ahh!” Serunya ketika Willy mengangkat tubuhnya. “Apa sakit? Kau bisa
menahannya?” Tanya Willy. “Aku baik – baik saja.” Willy pun melanjutkan
kegiatannya.
Mereka pun pergi ke Ruang Inap Salsa.
##
“Sa.. Kau sudah sadar?” Tanya Aira terkejut.
Salsa yang terbaring lemah di ranjangnya hanya mengangguk. Ia tersenyum senang
melihat siapa yang menjenguknya. Willy mendorong kursi Aira ke ranjang Salsa.
Mereka pun berbincang – bincang dengan senang, walaupun keadaan mereka yang
sama parah. Itu tidak mengurangi prosentase sebarapa dekatnya mereka.
##SATale##
Waktu menunjukkan pukul 12.50. Willy dan
Harry tertidur di sofa Kamar Salsa, sedangkan Aira masih setia menemani Salsa.
“Ai.. Kau tahu Aku sangat menyayangimu kan?”
Tanya Salsa. “Aku tidak hanya mengetahuinya, tapi merasakkannya.” Jawab Aira. “Ai,
bagaimana jika Aku tidak bisa hadir saat pernikahamu nanti?” Tanya Salsa yahg
mengejutkan Aira. “Apa yang Kau katakan? Aku menikah masih lama, Aku bahkan
tidak terpikir untuk menikah, hihi.”
“Aku ingin melihatmu bahagia. Kau terlalu
sering menangis.” Ujar Salsa. “Apa yang Kau bicarakan, Sa?” Tanya Aira yang
mulai bingung.
“Ai, Aku mengantuk..” Ujar Salsa, Aira menghela nafasnya seraya berkata,
“Tidurlah.. Aku akan menemanimu.” Salsa menggelengkan kepalanya, “Aku takut.”
Ucapnya. “Apa yang Kau takutkan?” Tanya Aira lembut, Ia memegang tangan Salsa.
“Aku
tidak mau pergi, Ai..” Ujar Salsa yang membuat Aira terkejut. “Kau mau kemana?”
Tanyanya kemudian. “Aku masih ingin bersamamu, Aku tidak ingin pergi..” Salsa
mulai menitihkan air matanya. “Kau tidak akan pergi, Sa..” Aira mencoba
menenangkan Salsa. “Aku ingin tidur, Aku sudah siap, Ai. Ada sebuah surat di
tasku, bacalah.” Kata Salsa. “Apa maksudmu, Sa? Kenapa Kau mengatakan salam
perpisahan, seolah – olah ini adalah perpisahan kita?!” Tanya Aira, air mata
mulai membanjiri pipinya, Ia tidak mau Salsa pergi. Ia baru saja sadar dari
komanya selama seminggu. Ia bahkan menahan mati – matian rasa sakit yang sedari
tadi menghinggapi tubuhnya hanya untuk bertemu Salsa, tapi Ia sudah mau pergi?
Kenapa Tuhan tidak adil padanya? “Jangan berpikir kalau Tuhan tidak adil
padaku, ini sudah ditentukan oleh-Nya.” Ucap Salsa. “Jangan pergi.. kumohon..”
Aira berujar dengan suara seraknya. “Kenapa Kau bersikap seolah – olah ini
adalah perpisahan kita?” Tanya Salsa. “Kau yang memulainya.”
“Jangan lupa katakan permintaan maafku pada Kakakku, dan katakan padanya
kalau Aku sangat menyayanginya. Aku juga mencintaimu, Ai~”
“Sa.. Sa.. bangunlah.. Kau tidak benar –
benar pergi kan? Sa.. Sa.. Kenapa Kau pergi? Kau tidak senang Aku disini? Kau
bahkan belum melihatku menjadi Psikiater yang hebat. Kau jahat..”
##SATale##
Two
weeks later
Willy dan Sehun berdiri di antara dua batu
nisan. Didepan masing – masing nisan tersebut terdapat seikat bungah yang
segar. “Mereka adalah sahabat sejati.” Ujar Willy, Harry mengangguk mengiyakan.
Mereka pun pergi meninggalkan tempat itu. Terukir di kedua batu nisan itu, Salsa Nabilah dan Aira Aurelia.
##
Hai,
Nona Aira.. Ada yang ingin Aku katakan. Aku tahu kata cinta memang sudah biasa.
Tapi Aku sangat menyayangimu. Jauh di lubuk hatiku, terukir namamu dengan
indah. Dan nama itu tidak akan hilang dari sana. Ai.. Maafkan Aku,Aku orang
yang buruk, bukan? Aku selalu memarahimu Ai, Aku selalu menceritakan padamu
sebuah kesdihanku, sehingga Kau pun ikut sedih. Aku selalu membuatmu menangis,
tidak pernah membuatmu bahagia. Pantaskah Aku menjadi sahabatmu, Ai? Ai..Jangan
jadi orang sepertiku ya.. Jadilah orang yang hebat.. Bukankah Kau ingin
membuatku bangga? Ketika Aku sudah pergi nanti, carilah sahabat yang akan
bersikap lembut padamu setiap waktu. Jangan pernah menyebut namaku, Aku takut
orang – orang akan menjauhimu karena Aku. Saat orang – orang bertanya siapa
teman terbaikmu, jawablah nama temanmu yang lain, jangan Aku. Aku sudah cukup
menyusahkanmu selama hidupku. Aku selalu menangis didepanmu. Aku selalu
mengeluh padamu, Aku selalu mengganggumu. Ai.. Kita bertemu, berbicara, Kita
tumbuh bersama, menghabiskan waktu bersama, dan menjadi teman baik. Aku selalu
berangan – angan bagaimana jika Kau meninggalkanku?Tidak, Ai.. Biar Aku yang
pergi lebih dulu.. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana Aku nanti.. Ai.. Terima
kasih telah hadir dalam hidupku, Aku sangat bersyukur dapat bersamamu. Aku
sangat bersyukur menjadi sahabatmu. Jangan takut sendiri, Aku akan selalu
bersamamu, menemanimu.. Terima kasih.. Terima kasih temanku.. Kau adalah
sahabat terbaikku.. Aku sangat menyayangimu.. Sangat..Maafkan Aku..
Salsa N.
#
Tidak
pernah sekalipun terbesit kata menyesal di kepalaku. Hidup bersamamu bukanlah
bencana. Bohong jika Kau bilang Kau tidak pernah membuatku bahagia, Kau
tersenyum dan saat itulah Aku bahagia. Sa.. Ingatkah Kau ketika Aku bertanya
semenyedihkan apa cinta itu. Lalu Kau menjawab, “Mungkin sampai Kau ingin mati.
Tapi cinta yang aku alami sangat memnyenangkan.. bersamamu..” Kau tahu betapa
bahagianya Aku saat itu? Jangan merendahkan dirimu.. Kau orang yang luar biasa,
Kau orang yang akan menangis ketika Aku menangis. Kau tahu betapa bersyukurnya
Aku ketika mendengar kata sayang darimu. Kau orang yang akan marah ketika Aku
tidak membalas pesanmu. Kau tahu, Aku merasa seperti ada orang yang
menyayangiku di dunia ini. Hidupku bukanlah, kehidupan yang menyenangkan,
justru penuh kegelapan. Tapi Kau datang,membawaku menuju tempat yang terang.
Menunjukkan padaku, kalau hidup tidak seburuk yang Aku bayangkan. Kau orang
yang hebat. Sangat hebat.. Terima kasih telah memilihku menjadi sahabatmu, My Lovely Deer..
Aira A.
*HBD S.A.G.P!
*HBD S.A.G.P!
By: Umi Nabilah (9c)
By: Umi Nabilah (9c)
1 komentar:
Hiks hiks... tersentuh bangettt....
Daebak cerpennyaaa... the best prensent for my birthday!! Thank youuuu #elapingus
Posting Komentar